Hasil Konggres Layang-layang Bentuk Perkumpulan di Yogyakarta

festival layang layang
festival layang layang
Kongres Layang-layang pertama di Yogyakarta yang berlangsung 22-24 Juni 2012, akhirnya melahirkan Perkumpulan Pekarya Layang-Layang Indonesia.
Perkumpulan ini membentuk dewan pengurus pusat yang berkedudukan di Yogyakata, lengkap dengan anggaran dasar dan anggran rumah tangga. Hari Cahya dari Yogyakarta sebagai ketua dewan pengurus terpilih, menyatakan, sesuai dengan AD/ART dewan pengurus akan menata agenda even layang-layang di daerah dari sisi jadwal, koordinasi dan sistem.
Selain itu juga akan menata agenda nasional layang-layang Indonesia, agar tersosialisasi dan dengan mudah terakses secara cepat oleh pecinta layang-layang.
Perkumpulan Pekarya layang-layang Indonesia juga akan mendukung keterlibatan anggotanya, untuk mengikuti even-even layang-layang dunia internasional, dengan tertata baik dan lebih terkoordinasi.
Sultan Hamengku Buwono X sebagai Gubernur DI Yogyakarta yang tampil sebagai pembicara kunci dalam kongres itu menyatakan, kegiatan layang-layang ini akan membawa implikasi positif pada kepariwisataan dan industri kreatif. dan juga bisa ditangkap pula oleh dunia pendidikan. Bermain layang-layang bisa merangsang syaraf motorik
"Orangtua kadang sering melarang anaknya bermain, dan lebih membawa anak-anaknya untuk meraih prestasi akademik semata," katanya.
Budayawan Sindhunata ketika nenberikan orasi dalam kongres itu menyatakan, tidak banyak orang tahu bahwa ternyata membuat layang-layang tidak harus simeteris, segalanya terukur. Namun prinsip kehadiran sebuah karya layang-layang adalah keseimbangan. Apapun bentuknya asal itu seimbang, jadilah layang-layang yang bisa terbang.
Sesungguhnya dari kegiatan layang-layang ini merupakan sebuah filosofi yang indah. Hindup adalah keseimbangan, bukan kesimetrisan. Ketika manusia berada dalam keseimbangan, sesungguhnya ia sedang hidup dalam sebuah kesadaran.
Terciptanya layang-layang seperti bentuk Petruk, Semar, Kumbokarno, hanoman da lain sebagainya, menunjukkan bahwa seni layang-layang bisa memperkenalkan budaya. "Sebuah kreatifitas yang berbudaya," katanya.
Kompas.com

0 komentar :

Histats