Pukul 09.30 WIB, saya bergerak menuju Taman Monas, tempat diselenggarakannya Festival Layang-layang Jakarta Pusat. Ternyata, di sana ramai sekali. Ada panggung besar dari suatu acara kumpulnya karyawan dan keluarga dari suatu bank Nasional. Jadi, ada 3 festival sekaligus saat itu, gathering bank nasional, Festival Layang-layang dan Festival Monas.
Langit di Taman Monas sudah penuh oleh layang-layang terbang. Peserta Festival Layang-layang ini memang dikhususkan untuk warga yang berdomisili di Jakarta Pusat saja, karena yang mengadakan acaranya adalah Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Pusat. Untuk diketahui, sejak kemarin Sabtu dan Minggu ini, Festival Layang-layang juga diselenggarakan di Pangandaran, dengan mengikutsertakan peserta dari luar negeri. Dan mereka akan meramaikan kembali Festival Layang-layang Internasional ke 16, tanggal 24 - 25 Juli di Pantai Karnaval Ancol, Jakarta.
Festival Layang-layang Jakarta Pusat ini diikuti peserta dari beberapa kelurahan. Lomba layang-layang dibagi dalam 2 kategori, yaitu kategori tradisional atau koang-koangan, dan kategori kreasi atau 2 dimensi. Namun antusias warga Jakarta yang tidak ikut lomba, tidak surut. Terbukti dengan ramainya layangan koang-koangan kecil yang melayang di langit Monas. Pelayang profesional juga turut meramaikan festival ini, dengan melayangkan layang-layang impor ataupun buatan sendiri yang ukurannya besar.
Peserta lomba layang-layang kategori tradisional atau koang-koangan berjumlah 15. Ada yang besarnya 1,5 meter, dan ada pula yang memberi ekor layang-layang hingga menjadi panjangnya 3 meter.
Pelayang profesional pun banyak yang mengeluarkan layang-layang impornya. Namun karena angin di lapangan Monas saat itu tidak terlalu kencang, tidak banyak layangan yang dilayangkan. Beberapa kali dicoba, tetap gagal melayang karena faktor angin. Mungkin akan berbeda jika dilaksanakan nanti di Pantai Karnaval Ancol, karena angin di sana cukup kencang dan layang-layang raksasa pasti akan bisa melayang stabil.
Saat saya berada di sana, yang mampu melayang namun tidak lama adalah layangan besar berbentuk Dewa Kala, yang panjangnya hampir 4 meter. Namun karena kendala angin, terasa sekali acara festival kali ini agak hambar, dikarenakan tidak dapatnya layangan besar melayang dan meramaikan langit Monas. Padahal jika ditelusuri, peserta sudah menyiapkan banyak layangan yang menarik, bahkan ada yang menggunakan lampu kelap-kelip, yang mungkin akan dilayangkan saat malam hari.
Panitia berencana akan menghadirkan layangan 3 dimensi di Pantai Karnaval Ancol nanti, yaitu berbentuk becak dengan penunggangnya. Layangan becak ini sengaja ditampilkan karena festival layangan kali ini bertemakan Go Green. Jadi, kalau Anda, warga Jakarta berminat untuk melihat festival layangan tingkat internasional ini, segera siapkan acara untuk menghadirinya pada tanggal 24 - 25 Juli 2010 nanti.
Sumber : wisata.kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah yang baik dan sopan, ucapan adalah Do`a.
Terima kasih.